Selasa, 05 September 2017

Membela Negara Merupakan Warisan Pendiri Bangsa

Pendam IX/Udayana
Selasa, 5 September 2017

Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, S.I.P., M.Sc.,  memberikan kuliah umum tentang Wawasan Kebangsaan dengan tema “Melalui Pengenalan Kegiatan Kampus Mahasiswa Baru Kita Bentuk Mahasiswa Universitas Warmadewa Yang Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Kepariwisataan”.kepada ribuan mahasiswa baru, Dosen dan Menwa Ugrasena Universitas Warmadewa Denpasar, Senin (4/9) di  Gedung Olah Raga Lila Buana, Denpasar

Pangdam menyampaikan melalui bela negara yang berdasarkan Pancasila dan NKRI, mahasiswa  harus dapat memahami dan mengimplementasikannya dalam upaya mencegah terjadinya paham radikal yang akan timbul di negara yang kita cintai ini. Dengan memaknai arti bela negara yang merupakan wujud tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dilakukan secara teratur, menyeluruh, dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara.

Untuk itu, sebagai warga Negara Indonesia kita wajib untuk membela negara kita dari setiap ancaman., karena ini merupakan warisan dari pendiri bangsa yang harus kita jaga dan dalam mengisi kemerdekaan ini harus berpedoman kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar demi tegaknya NKRI, sebagai seorang warga negara yang cinta terhadap tanah airnya, wajib mengetahui tentang NKRI walaupun hanya secara sederhana. Bila dilihat dari latar belakang terbentuknya Indonesia, bisa disimpulkan bahwa NKRI merupakan suatu bentuk negara yang terdiri atas wilayah yang luas dan tersebar dengan bermacam adat, suku, keyakinan  agama serta budaya yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmu.

Selanjutnya mengenai paham radikal, merupakan paham atau aliran yang mengingikan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan, dalam arti lain esensi radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Sementara itu Radikalisme Menurut Wikipedia adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

Selanjutnya Pangdam juga menyampaikan bahwa  perkembangan Lingkungan Strategis akan membawa implikasi positif atau negatif, membawa manfaat dalam mendukung cita-cita, pencapaian tujuan nasional dan kepentingan nasional yang juga berdakpak terhadap meningkatnya potensi ancaman bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara, untuk itu kita dituntut untuk saling bekerjasama di arena geopolitik, karena saat ini dunia masih menghadapi tiga front besar, (Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Timur/Tenggara).

Kemudian untuk perkembangan situasi global saat ini adalah masalah   ISIS, ancaman teroris, perkembangan Komunis, Issu Sara, Narkoba dan Pasca Pilkada.  Melihat perkembangan lingkungan Strategis, Global dan Nasional saat ini tidak menutup kemungkinan muncul adanya indikasi masalah generasi muda yang cendrung memiliki mental yang tidak berorientasi pada mutu, suka merabas, hantam kromo dan berani tanpa memperhitungkan baik dan buruknya, masih labil tidak percaya diri, akibatnya kondisi mahasiswa, banyak yang tidak mengerti dan lupa dengan statusnya sebagai mahasiswa sehingga mudah terpengaruh hal yang negatif ( etika, narkoba, perkelahian, aksi unras dll) demikian ujar Pangdam.

Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Danrem 163/Wira Satya, Asintel, Asops, Aster Kasdam IX/Udayana, Kahubdam, Kainfolahtadam, Kapendam Kaajendam IX/Udayana, Rektor Univ. Warmadewa, Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Prov. Bali, Para Wakil Rektor, Para Dosen Univ. Warmadewa Denpasar Presiden BEM  dan Para Menwa Ugrasena Univ. Warmadewa. (Pendam IX/Udayana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar