Selasa, 19 Desember 2017

Perintah Kilat Nomor 1 Pangsar Sudirman, TNI Lakukan Gerilya Sebagai Taktik Dan Strategi Infanteri

Pendam IX/Udayana
Selasa, 19 Desember 2017

Latar belakang historis lahirnya hari Infanteri tidak terlepas dari keberhasilan perang gerilya yang dilakukan TNI di bawah komando Panglima Besar Jenderal Sudirman, seperti serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogya, serangan offensif 4 hari 4 malam  (7 s.d 10 Agusrus 1949) di Solo dan keberhasilan lainnya diseluruh wilayah tanah air.

Perang gerilya ini dilakukan berdasarkan Keputusan Panglima Besar Jenderal Sudirman yang tertuang dalam Perintah Kilat No. 1/PB/D/48 tanggal 19 Desember 1948 maka satuan-satuan Angkatan Perang yang didukung oleh masyarakat melaksanakan Perang Gerilya di seluruh daerah, karena persenjataan dan perlengkapan yang sangat terbatas tidak ada jalan lain kecuali menggunakan cara-cara Infanteri dalam menghadapi Tentara Belanda sehingga setiap pertempuran dapat dimenangkan, oleh karena itu tidak berlebihan bila tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari kebanggaan Korp Infanteri. Peristiwa bersejarah tersebut secara nyata telah memberikan bukti kepada dunia akan keberadaan Tentara Nasional Indonesia masih tetap eksis serta mampu memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka tanggal 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Infanteri dan diperingati setiap tahun.

Peringatan hari ulang tahun Infanteri di wilayah Kodam IX/Udayana, ditandai dengan napak tilas route perjuangan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, dilaksanakan sejak 16 s.d 19 Desember, dengan menempuh jarak sekitar 240 kilo meter dengan titik start di lapangan Alit Saputra Tabanan menuju Senganan Penebel, Telaga Tunjung, Munduk Malang, Sanda Pupuan, Busung Biu, Munduk, Wanagiri, Danau Beratan, Petang, Carangsari, Bongkasa, Baha, Kaba-Kaba, Munggu, Pandak, Belayu, Marga dan finis di Taman Pahlawan Pujaan Bangsa Marga Rana, untuk selanjutnya mengikuti upacara penutupan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya dan upacara puncak peringatan hari ulang tahun Infanteri pada Selasa (19/12).

Pada upacara peringatan tersebut bertindak sebagai Inspektur Upacara, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, S.I.P., M.Sc, membancakan amanat  Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri, Mayjen TNI Surawahadi menyampaikan selamat hari Infanteri tahun 2017 , kepada segenap prajurit Korps Infanteri beserta keluarga dimanapun berada dan bertugas, disertai ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas pengabdian, keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai prajurit dan satuan Infanteri hingga saat ini dalam mengharumkan nama baik Korp Infanteri dan mendukung tugas pokok TNI-AD.  

Peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah ketika menghadapi agresi militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948. saat itu, Panglima Besar Jenderal Sudirman mengeluarkan Perintah Kilat no. 1/PB/D/1948 yang ditujukan kepada Angkatan Perang RI untuk menjalankan Perintah Siasat No. 1/1948 tanggal 12 Juni 1948, untuk melawan musuh dengan melaksanakan perang rakyat semesta dimana pasukan-pasukan yang hijrah melaksanakan aksi wingate (infiltrasi) dengan cara long mars kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk wherekrise (kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kuat pertempuran gerilya, bentuk dan siasat pertempuran yang digunakan tersebut merupakan taktik dan strategi prajurit Infanteri untuk melanjutkan perjuangan dalam rangka  mempertahankan kemerdekaan.

Dari peristiwa tanggal 19 Desember 1948 tersebut, Panglima Besar Jenderal Sudirman telah mewariskan kepada nilal-nilai luhur yang tidak akan pernah lekang oleh waktu seperti ketokohan, patriotisme, militansi, kejuangan, profesionalisme, sifat pantang menyerah dan kemanunggalan TNI dengan rakyat  akan selalu terpatri dalam jiwa, sikap dan tindakan setiap prajurit Infanteri, sesuai dengan tema yang diusung kali ini “Dengan Semangat Yudha Wastu Pramuka Prajurit Infanteri bersama Rakyat Hebat dan Profesional Guna Meningkatkan Kemanunggalan TNI Rakyat Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI AD” karena itu peran, tugasfungsi prajurit dan satuan Infanteri tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya, kemanunggalan TNI AD penting dan strategis dalam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD.

Tantangan tugas kedepan akan semakin kompleks dan dinamis dengan berubahnya karateristik bentuk ancaman di abad ke-21. yang mengedepankan teknologi modern. respon dalam menyikapi hal tersebut, sejalan dengan kebijakan pimpinan TNI AD terhadap transformasi dan modernisasi alutsista, yang telah direalisasikan secara bertahap, keberadaan satuan satuan Infanteri yang dilengkapi dengan alutsista dan perlengkapan tempur yang modern, memberikan semangat baru untuk terus mengantisipasi berbagai perubahan dengan melakukan revisi, reaktualisasi, reorganisasi dan redifinisi doktrin, strategi dan taktik bertempur, untuk mampu mengimbangi pola pertempuran modern kedepan. 

Fenomena tersebut menuntut prajurit Infanteri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia tidak terlepas keberadaannya dengan lingkungan masyarakat. prajurit Infanteri kuat bersama rakyat merupakan cerminan jati dirinya sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional. Prajurit Infanteri bersama masyarakat serta komponen bangsa lainnya diharapkan mampu menggelorakan kembali semangat persatuan dan kesatuan, nasionalisme bangsa, bela negara dan penguatan cinta tanah air, dalam upaya memperkokoh kemanunggalan TNI dengan rakyat. Demikian ujar Pangdam.

Hadir pada kesempatan tersebut para pejabat teras KodamIX/Udayana antara lain Irdam IX/Udayana, Danrem 163/WSA, Danrindam IX/Udayana, Para Pa Ahli Pangdam IX/Udayana, Para Asisten Kasdam IX/ Udayana, LO-AL dan LO-AU, Para Kabalak Kodam IX/Udayana, Danlanal Denpasar, Danlanud Ngurah Rai, Dandim jajaran Korem 163/WSA, Kapolres Tabanan, Wakil Bupati Tabanan, Pimpinan FKPD Kabupaten Tabanan. FKPPI, Tokoh Puri Tabanan, PPM, Ketua dan perwakilan Persit Kartika Candra Kirana PD IX/Udayana. (PendamIX/Udayana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar